Setelah lama gak ngeblog lagi. Lama pula tidak menulis entah soal impian, pengalaman, dan kehidupan yang penuh kenikmatan (Alhamdulillah)
Tulisan ini saya ungkapkan teruntuk mereka yang sangat saya rindukan, Bapak Sahirman dan Mamak Asiyah.
Tidak terasa sejak Oktober 2015, anakmu pergi merantau ke Ibukota Jakarta. Menggantungkan harapan untuk menggapai mimpi-mimpinya di masa depan. Lima bulan bukanlah waktu yang singkat untuk anakmu ini mencari jalan dan proses kehidupan agar lebih mandiri dan dewasa dalam menghadapi masalah apapun. Tujuan hidup ini pun, anakmu sempat memikirkan akan berakhir kemana, pernah bingung dan juga lelah.
Kini anakmu sampai pada titik dimana banyak pula teman-teman dan orang-orang yang dijumpainya disini mencari tujuan yang sama.
Mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak memang susah susah gampang. Namun, anakmu terus berusaha agar dirinya bisa segera mendapatkannya dengan tujuan bebas secara finansial, juga sekedar membahagiakan orang-orang tersayangnya yaitu Bapak dan Mamak (yang terutama).
Pada akhirnya, anakmu mendapatkan hasilnya. Insyaa Allah yang terbaik dari-Nya.
Mak, Pak. Kemarin anakmu diterima di perusahaan Jaya Property sebagai staf pajak setelah interview final bersama Ibu Ria (Manajer HRD). Cukup banyak yang beliau tanyakan dan kami bicarakan. Satu hal yang pasti, beliau membahas soal pendidikan anakmu ini,"Saya lihat disini, hanya kamu yang Sarjana. Pasti mereka bangga dengan anda ya." Anakmu ini pun menjawab, "Insya Allah iya bu". Setelah interview tersebut, anakmu pun sepakat dengan mengucap Bismillah Mak, Pak setelah mendengarkan tawaran gaji dan benefit di perusahaan tersebut. Insyaa allah, anakmu akan mulai bekerja tanggal 22 Februari 2016.
Saya merasa bahagia Mak, Pak. Akhirnya mendapatkan apa yang selama ini menjadi harapan saya juga keluarga kita. Setelah membuat ratusan surat lamaran, mendaftar ratusan perusahaan, mengikuti job fair (bursa kerja), mengikuti undangan tes-tes dan interview, dan menunggu pangilan demi panggilan yang sangat membahagiakan apabila mendapat email maupun telepon dari suatu perusahaan. Akhirnya, hasilnya itu ada Mak, Pak.
Saya pun mengabarkan kepada teman-teman seperjuangan, keluarga, dan juga kalian Mak, Pak. Semua dari kalian pun bahagia mendengar kabar ini.
Masih teringat di pikiran anakmu ini Mak, Pak sejak keberangkatan di tanggal 9 Oktober 2015. Doa-doa yang kalian panjatkan terjawab sudah. Terima kasih kalian Mak, Pak, dan semua keluarga, terkhusus Kakak tercinta Irma Lestari yang mengcover biaya hidup anakmu ini selama disini. Dia, kakak yang sangat anakmu ini sayangi. Kami sering pergi dan sekedar mencari kebahagiaan bersama Mak, Pak. Kami sering berbagi cerita tentang kalian yang kami rindukan dan juga tentang kehidupan kami disini.
Benar Mak, Pak. Saya sangat merindukan kalian. Saya rindu akan waktu-waktu dulu saat saya bersama kalian. Saat saya sering mengantarkan Mamak ke pasar dan Bapak ke Bank untuk mengambil gaji, menemani kalian saat dalam urusan, saat saya menghabiskan waktu di rumah tercinta kita dan saat saya merasakan pijetan tangan Bapak yang keras namun membuat saya merasa keenakan. Alvino O'ok, Oom juga kangen sama Vino. Kelucuan dan tingkah laku Vino yang menggemaskan. Entah saat subuh, Vino selalu bangun pagi datang ke kamar O'ok membagunkan dengan memegang muka O'ok. Saat Vino mengajak O'ok bercanda bermain umpetan. Vino menangis ketika Ook mengumpet di lemari. Dan lain-lainnya.
Mak, Pak. Justru anakmu inilah yang sangat bangga dengan kalian. Saya bersyukur menjadi bagian keluarga ini. Allah swt memang Maha Penyayang. Mereka menitipkan anakmu ini di tangan kalian yang penuh tanggung jawab memberi nafkah, menyekolahkan kami sampai ke tingkat yang layak, dan mengajari kami tentang tujuan kehidupan yang sebenarnya.
Mak, Pak. Flashback ketika saya kecil. Saya teringat akan cita-cita kalian terdahulu tentang pendidikan yang penting di keluarga kita agar anak-anak kalian mampu menempuh pendidikan yang layak dan melebihi tingkat pendidikan kalian, minimal SMA/SMK (tingkat atas). Kalian mungkin sudah lupa dengan hal itu. Nyatanya, mimpi kalian sudah selesai tercapai ketika momen wisuda anakmu ini September 2015 lalu. Saya melihat aura kebahagiaan di wajah kalian yang semakin menua atas pencapaian diri saya yang kita sebut dengan cita-cita.
Pak. Saya pun kini tersadar. Betapa beratnya menjadi seorang Ayah. Saya salut dengan Ayah yang sudah berjuang demi kami dengan menaruh beban berat sebagai seorang pemimpin. Ketika kecil hingga SMP dulu maafkan anakmu ini pernah sentimen kepada Ayah sebab ketidaktahuan anakmu tentang tanggung jawab yang engkau emban menghidupi kami. Anakmu kini mulai mengerti sedikit. Terima kasih Bapak Sahirman.
Semoga Allah selalu melindungi, memberi nikmat rezeki dan kesehatan, serta mengampuni dosa-dosa kalian Mak, Pak. Semoga saya segera mampu membahagiakan kalian. Teramat banyak momen yang ingin saya habiskan bersama kalian yang belum kita lakukan. Saya rindu kalian Mak, Pak. Saya sangat menyanyangi kalian. Maafkan anakmu apabila terkadang membuat kalian khawatir dan menjadikan beban pikiran apabila jarang memberi kabar disini.
Salam Rindu dari Anak Bontotmu.
Jakarta,
16 Februari 2016.
0 komentar:
Posting Komentar