Ini bukan di pajak lama, bukan pula di pasar loak, ataupun di pasar ucok kodok. Kesemua pasar itu berada di Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Lain dengan pasar yang terletak di tengah kota Jakarta ini, Pasar Senen dikenalnya.
Pedagang ikan rebus diserbu umak-umak. Ikan ini biasanya digoreng tepung. Lebih enak dari ikan pindang. Serius. |
Bagi perantauan (umak-umak) atau aku yang pernah tinggal di tano batak, pasar ini termasuk destinasi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Ada area khusus barang-barang hingga makanan khas batak yang tersedia lengkap disana. Ini seperti melepas rindu akan makanan-makanan khas batak bagi kami sehingga tidak perlu jauh-jauh lagi untuk datang ke medan/kampung halaman.
Kalian tengok. Ada macem-macem ikan olahan apa aja lah itu. |
Dulu
aku terbiasa menemani mamakku berbelanja ke pasar. Menjadi hal yang wajar ketika
aku berkeliling ke pasar tradisional. Rasanya memori sewaktu kecil berkeliling
ke sudut-sudut pasar bersama mamak kembali terulang.
Contoh
nyata transaksi ekonomi, terdapat hukum penawaran di mana pembeli akan menawar
barang dagangan sampai ke harga yang paling ekonomis, kadang pura-pura
ditinggal pergi untuk mengambil hati penjual yang tidak jarang akhirnya
memanggil dan mengiyakan kemauan si pembeli. Selain itu, ada unsur budaya dan
kebiasaan seperti penggunaan bahasa lokal dalam bertransaksi, belum lagi barang
dagangan yang dipajang. Pasar memang selalu unik dan menarik sebab banyak
cerita yang dapat terjadi disana.
Sadar kamera dia |
Berburu Makanan Khas Batak
Sedikit
prolog. Aku dilahirkan
dan menetap di Sidimpuan selama 14 tahun. Mamakku biasa memasak makanan khas
sana yang membuat lidahku terbiasa dan menyukai makanan seperti bulung gadung,
ikan mas arsik, lontong sayur, mie gomak, teri nasi, ikan limbat, karupuk
sambal, dan lainnya. Sekarang keluargaku tinggal di Tanah Jawa sejak 2009.
Beruntungnya, kami masih punya saudara
yang tinggal di Sidimpuan. Jadi ceritanya dulu pas puasa dan lebaran, kami memesan
paket makanan khas yang hanya ada disana. Rasanya rindu dan ingin menyantap
makanan-makanan itu. Namanya juga udah biasa, susah move on lah bisa dibilang. Setelah tahu semua makanan-makanan itu
tersedia lengkap. Kami tentunya senang sekali, karena tidak perlu jauh-jauh
menunggu kiriman paket dari saudara kami lagi.
Jadilah aku dan kakakku sering berburu
makanan khas itu ke Pasar Senen seperti beberapa minggu yang lalu. Jadi letak area
khusus makanan batak ini berada di sebelah kiri (bukan yang di dalam gedung)
tetapi di area lorong-lorong dekat lapo-lapo yang menjual masakan matang pula,
banyak yang jualan disana. Hampir seblok diduduki oleh orang-orang batak. Ada
yang jualan kain ulos, baju adat, dan paling banyak makanan mentah khas batak
itu. Ikan teri medan, ikan sampah, ikan rebus, ikan limbat, mie gomak, terong
ijo, rimbang, andaliman, sirup markisa pohon pinang, tauco, dan segala
macamnya.
Ikan Rebus |
Kain Ulos |
Jadi kalo kalian rindu sama makanan
batak, gampang saja tinggal berburu kuliner atau bahan masakan khas itu ke
Pasar Senen. Ajaklah mamak kalian kesana, pasti akan senang sekali mendapatkan
kepuasan akan melepas kerinduan dengan tanah kelahiran, Tano Batak.
Borong buat persediaan puasa dan lebaran |
Horas bah!
0 komentar:
Posting Komentar