Bangun pagi berada di
daerah dengan suhu udara yang rendah terkadang membuat badan kita terasa mager (malas
gerak) dari tempat tidur. Ibarat selimut menjadi kawan terbaik. Terlebih merasakan suhu dingin yang tidak biasa. Hal ini saya alami ketika menginap di D'Qiano bersama
konco-konco famtrip Banjarnegara. Pagi buta kami hendak melihat sunrise (rencananya) di sebuah
bukit di Desa Karangtengah, Dieng Kulon, Banjarnegara. Sebab akibat mager dan menunggu satu sama lain, kami pun berangkat dari penginapan
setelah cuaca sudah terang benderang. Ya its better to late than never.
Peserta famtrip yeay. Halo gaes. |
Matahari sudah keluar di ufuk
timur. Kami tetap semangat menuju lokasi hiking. Bukit yang kami tuju bernama Bukit Scooter. Sebuah bukit yang menghadap ke lembah dataran Dieng di mana candi Arjuna
dan rumah-rumah warga terlihat mini. Hiking untuk sampai ke atas bukit
membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 menit. Melewati jalanan setapak lalu
menanjaki perkebunan milik warga.
Apik lanskapnya |
Menaiki bukit ini cukup
membuat denyut jantung saya memompa lebih kencang dan mengeluarkan sedikit
keringat. Ya karena saya sudah lama tidak berolahraga. Beruntung saja saya
membawa air mineral dari bawah. Duduk dan menghirup udara segar. Paru-paru terisi udara bersih. Disambut hangatnya mentari. Suara-suara alam yang enak
terdengar. Momentum alam yang begitu epik. Seketika mata dimanjakan dengan
keindahan dan pesona Dieng dari ketinggian di kala aktivitas masyarakat mulai bingar.
Sampai di atas bukit,
lanskap yang terlihat begitu luas sekali. Gunung di depan saya entah Sumbing
atau Sindoro, sepertiga bagian puncaknya terlihat menyombong. Areal perkebunan
dengan tanaman sayur-mayur dimana-mana. Lantas di bawah sana, rumah-rumah warga sangat
padat berbatasan dengan perbukitan. Di sebelah barat, kepulan asap putih keluar
di satu titik panas bumi. Diapit perbukitan jua, namun tertutup
lebih banyak, ujung puncaknya saja yang meruncing ke atas. Kalau tidak salah itu adalah Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah.
Model hits sebut saja Mba Nuniek (Blogger Kece) |
Langit mulai cerah. Seberkas cahaya meliputi ruang di
ujung sana. Aku mengamati embun mengumpul di bagian atas rerumputan hijau di
tempat itu. Tidak lama kemudian, sang surya menampakkan bayangan silau amat
terang. Bukan lagi berwarna oranye tetapi sudah terlihat kuning pucat. Seperti matahari bermuka bayi yang ada dalam film telletubies. Seketika Menari-nari dan diakhiri
dengan adegan berpelukan. Eh apa ini? Wes lupakan. Lihat saja pemandangan apik dari Bukit Scooter.
Liat rumputnya, epik ya fenonema alamnya (IMHO) |
Di area bukit ini, ada
bangunan semi permanen seperti gardu pandang yang sudah usang kayunya. Dua tempat duduk untuk beristirahat. Properti selfie berbentuk hati dan juga semacam gadang
dengan atap ijuk. Mungkin untuk tempat meneduh. Kesan yang didapatkan
tentu keindahan alamnya. Kami memang tidak mendapatkan sunrise yang sepantasnya
akan lebih berkesan lagi momennya. Tapi ini cukup berkesan kok. Sebab tidak ada pesona keindahan alam yang tidak membuat mata menatap lebih lama akan pesonanya. Pokoknya berada di atas Bukit Scooter ini bisa jadi
destinasi yang mudah kalian kunjungi ketika berlibur ke Dieng. Treknya masih cukup bersahabat, jika dibandingkan hiking ke Bukit Sikunir apalagi ke Gunung
Prau. Salam Pesona Indonesia. Yuk jalan-jalan gaes.
Taraaaaaa. ada selfie spot berbentuk hati. Jangan main hati disana ya. |
Famtrip Blogger dan Media diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara
0 komentar:
Posting Komentar